Day 1, 21 April 2012
Hari itu kami upacara 2x. Upacara kartini dan upacara pemberangkatan. Huuuush, capek banget. Bikin betis makin gede aja karena pake sepatu PDL, ups, omongan sensitif.. Kemudian putri dan beberapa anak graha putra menjadi kloter pertama yang berangkat duluan. Udah berangkat duluan, disana pake ada apel penyambutan segala. Lengkap sudah apel hari ini 3x sehari bagaikan makan pagi, siang dan malam. Dan kami disambut oleh bapak kepala desa Ngernak kecamatan Tegalrejo dengan baik dan ramah. Saya satu rumah dengan
Atika Dewi Suryani (Bundo),
Rahma Wulandari(Amoy),
Roro Anggun W(Anggun),
Shofura Azizah(Azi) dan
saya. Saya mendapatkan Induk Seman alias rumah yang akan kami tempati bernama bu Marsih. Kesan pertama aat saya sampai, 'waw, rumahnya masih lebih bagus daripada rumah nenek saya yang di Klaten, apa benar kayak gini?'. Kemudian kami disambut dengan ramah oleh bu marsih dan beserta toples-toples berisi makanan-makanan ringan yang membuat kami lapar mata, laper perut dan lapar tangaan, ahaha. Trus kami diantar ke kamarnya. Kamarnya langsung gentng tanpa tripleks. setelah dipikir-pikir, ini mirip acara, jika aku menjadi, versi rumah lebih bagus plus orang lebih bayak. dan kami pikir semua akan berjalan normal saja karena tanpa kendala. sampai ketika si Azi mengambil air wudhu, dan sekembalinya mengambil air wudhu, "kalian harus tahu, kalo kita mandi, kita bisa keliatan, kamar mandinya cuma segini" sambil menunjukkan batas di leher. Semua sudah tercengang, kecuali saya. Saya paling nggak ngedong. Setelah saya ke kamar mandinya, saya baru ngedong. Kamar mandinya lebih dari yang saya bayangkan. Jadi kalo pintu belakangnya dibuka, mandi sambil berdiri bisa ketauan. Alhasil, harus mandi dengan berjongkok. Dan hari itu kami mulai dengan bersih masjid. Ada yang membersihkan gorong-gorong, kemudian membantu melipat pakaian untuk pasar murah. Saat sorenya nih, baru kerasa. Buset, susah aja buat mandi. saya takut sndiri pas ada anak cowok yang lewat, padahal pintu belakang dibuka. Aduh makjang! kaki saya sampai pegel. hah.. Tapi kelebihannya, ibunya ini baiiiiik banget sama kami semua. kami gak boleh ngapa-ngapain. Cuma ada 3 kata. Makan, istarahat dan tidur. Dan kegiatan saat malam saya adalah rembug desa. yak, panitia LKPL diambil dari orang-orang yang jarang ikut kepanitiaan. Dan saya, Dewi, menjadi seorang ketua RW. dibawahi seorang Kepala Dusun, yang bernama Dian astri dan membawahi beberapa RT, yaitu absen 1 dari setiap kelompok di Induk Semang. dan rumah saya sangat dekat dengan posko, jadi tuh ye, kao ada yang halo-halo pake toak, kedengeran dengan jelas dan nyaaring plus gurih, ha. Dan saat mengikuti rembug desa, saya jadi juara pertama. kenapa? krena saya kerajinan, buahahaha. dan terlihat den jelas sekali saat saya mengikuti rapat dengan mata merah dan terkantuk-kantuk. setelah sampai rumah, ternyata lagi ada pengajian. makin malu aja saya karena pulang sendirian, cewek malam, entar terkesan giamana gitu, padahal ye, dari rembug desa. dan, karena berhubung malming, ada organ tunggal dari sekolah saya. bayangin mau tidur tapi kuping kamu disajikan dengan percampuran organ tunggal featuring pengajian ibu-ibu usia sepuh. ditambah karena terlalu wapada, saya sampai bangun setiap 2 jam sekali dan tidur lagi. walah-walah...
|
tim sukses bantu pasar murah |